Sabtu, 21 Mei 2016

Kaki wanita dan kesehatan intim








Rute bersama
Dari Terminal 3 ke Toko Kursi Pijat lewat Jl. Tol Pelabuhan.

44 mnt (40 km)
44 mnt bila lalu lintas seperti sekarang


1. Ke arah utara
2. Belok kiri
3. Belok kanan menuju Jl. P2
4. Belok kiri ke Jl. P2
5. Terus ke Jl. Raya Bandara Soekarno-Hatta
6. Terus kanan untuk melanjutkan di Jl. Tol Airport Prof. Sedyatmo, ikuti rambu ke Pluit/Lingkar Dalam/Lkr.Luar Barat
7. Terus ke Jl. Tol Prof. Sedyatmo
8. Terus kanan di pertigaan supaya tetap di Jl. Tol Prof. Sedyatmo, ikuti rambu ke Tol/Lingkar Dalam/Jakarta
9. Terus kanan untuk melanjutkan di Jl. Tol Pelabuhan
10. Jl. Tol Pelabuhan belok sedikit ke kiri dan menjadi Jakarta Inner Ring Road/Jalur Pantura
11. Ambil jalan keluar menuju Jatinegara/Klender / Buaran
12. Bergabung ke Jenderal Ahmad Yani
13. Terus ke Mayor Jenderal Di Panjaitan
14. Terus ke Jl. D.I Panjaitan
15. Terus lurus untuk tetap di Jl. D.I Panjaitan
16. Belok sedikit ke kiri menuju Jl. Jend. Basuki Rahmat
17. Tiba di lokasi: Toko Kursi Pijat

Untuk mendapatkan rute terbaik dalam kondisi lalu lintas saat ini, lihat
https://goo.gl/maps/gx6ooxBMiCn

Rute bersama
Dari Halim Perdana Kusumah ke Toko Kursi Pijat lewat Jl. Jend. Basuki Rahmat.

39 mnt (3,2 km)


1. Pergilah ke barat laut
2. Belok kiri menuju Jl. H. Sulaiman
3. Belok kanan ke Jl. H. Sulaiman
4. Belok kiri untuk tetap di Jl. H. Sulaiman
5. Belok kiri ke Al-muqorobin
6. Belok kiri ke Jl. Inspeksi Tarum Bar.
7. Belok kanan menuju Jl. Inspeksi Saluran Kali Malang
8. Belok kanan ke Jl. Inspeksi Saluran Kali Malang
9. Belok kiri ke Jl. Cipinang Bali I
10. Belok kiri ke Cipinang Indah II/Jl. Cipinang Indah I
11. Belok sedikit ke kanan menuju Jl. Mawar III
12. Terus ke Jl. Mawar III
13. Belok kanan ke Jl. Cipinang Indah I
14. Belok kiri ke Jl. Nusa Indah Raya
15. Terus lurus ke Jl. Majalah
16. Belok kanan ke Jl. Cakra Wijaya II
17. Belok kanan menuju Jl. Jend. Basuki Rahmat
18. Belok kiri ke Jl. Jend. Basuki Rahmat
19. Belok kanan menuju Jl. Jend. Basuki Rahmat
20. Belok kiri ke Jl. Jend. Basuki Rahmat
21. Belok kanan setelah Pasar Gembrong Cipinang Besar (di sebelah kanan) ke Jl. Jenderal Basuki Rachmat
22. Tiba di lokasi: Toko Kursi Pijat

Untuk melihat rute ini, buka
https://goo.gl/maps/XYXWmzMzLLq

Rute bersama
Dari Jakarta Golf Club ke Toko Kursi Pijat lewat Jenderal Ahmad Yani.

50 mnt (4,1 km)


1. Pergilah ke barat di Jl. Rawamangun Muka menuju ke Jl. Daksinapati Raya
2. Belok kiri setelah pompa bensin/SPBU (di sebelah kanan) ke Jenderal Ahmad Yani
3. Ambil jalur sebelah kiri dan tetap di Jenderal Ahmad Yani
4. Ambil jalur sebelah kanan dan tetap di Jenderal Ahmad Yani
5. Terus ke Mayor Jenderal Di Panjaitan
6. Terus ke Jl. D.I Panjaitan
7. Ambil jalur sebelah kiri dan tetap di Jl. D.I Panjaitan
8. Belok sedikit ke kiri menuju Jl. Jend. Basuki Rahmat
9. Belok kiri ke Jl. Jenderal Basuki Rachmat
10. Tiba di lokasi: Toko Kursi Pijat

Untuk melihat rute ini, buka

https://goo.gl/maps/CeRXuLgB8cT2

Rute bersama
Dari sunter golf ke Toko Kursi Pijat lewat Jakarta Inner Ring Road/Jalur Pantura/Jl. Tol Ir. Wiyoto Wiyono.

21 mnt (12 km)
24 mnt bila lalu lintas seperti sekarang


1. Ke arah timur di Jl. Danau Sunter Selatan
2. Belok kanan untuk tetap di Jl. Danau Sunter Selatan
3. Gunakan lajur mana pun untuk belok kiri ke Mitra Sunter Bulevar
4. Terus lurus ke Jl. Boulevard Bar. Raya
5. Belok kiri di Mall Of Indonesia ke Jl. Mall of Indonesia Gate A
6. Terus ke Jl. Artha Gading Sel.
7. Belok kiri menuju Jl. Laksamana Yos Sudarso
8. Gunakan lajur kanan untuk belok kiri ke Jl. Laksamana Yos Sudarso
9. Gunakan lajur tengah untuk tetap di Jl. Laksamana Yos Sudarso
10. Gunakan lajur kiri untuk menggunakan jalan ke Tol
11. Bergabung ke Jakarta Inner Ring Road/Jalur Pantura/Jl. Tol Ir. Wiyoto Wiyono
12. Ambil jalan keluar menuju Jatinegara/Klender / Buaran
13. Bergabung ke Jenderal Ahmad Yani
14. Terus ke Mayor Jenderal Di Panjaitan
15. Terus ke Jl. D.I Panjaitan
16. Terus lurus untuk tetap di Jl. D.I Panjaitan
17. Belok sedikit ke kiri menuju Jl. Jend. Basuki Rahmat
18. Tiba di lokasi: Toko Kursi Pijat

Untuk mendapatkan rute terbaik dalam kondisi lalu lintas saat ini, lihat https://goo.gl/maps/bUuwcK33Zot

Rute bersama
Dari Ancol Golf Course ke Toko Kursi Pijat lewat Jakarta Inner Ring Road/Jalur Pantura.

29 mnt (20 km)
29 mnt bila lalu lintas seperti sekarang


1. Ke arah timur
2. Belok kanan menuju Jl. Mangga Dua Raya
3. Belok kiri menuju Jl. Mangga Dua Raya
4. Belok kanan menuju Jl. Mangga Dua Raya
5. Belok kiri ke Jl. Mangga Dua Raya
6. Gunakan lajur mana pun untuk belok kiri ke Jl. Gunung Sahari Raya
7. Gunakan lajur tengah untuk belok kanan ke Jl. R. E. Martadinata
8. Belok kanan ke Jl. Lodan Raya
9. Gunakan lajur kiri untuk menggunakan jalan ke JalanTol
10. Bergabung ke Jakarta Inner Ring Road/Jalur Pantura
11. Ambil jalan keluar menuju Jatinegara/Klender / Buaran
12. Bergabung ke Jenderal Ahmad Yani
13. Terus ke Mayor Jenderal Di Panjaitan
14. Terus ke Jl. D.I Panjaitan
15. Terus lurus untuk tetap di Jl. D.I Panjaitan
16. Belok sedikit ke kiri menuju Jl. Jend. Basuki Rahmat
17. Tiba di lokasi: Toko Kursi Pijat

Untuk mendapatkan rute terbaik dalam kondisi lalu lintas saat ini, lihat https://goo.gl/maps/nHDwNRwyyVC2
Rute bersama
Dari golf senayan ke Toko Kursi Pijat lewat Jl. Layang Non-Tol Kp. Melayu-Tanah Abang.

26 mnt (13 km)
35 mnt bila lalu lintas seperti sekarang


1. Ke arah utara di Jl. Asia Afrika
2. Terus lurus untuk tetap di Jl. Asia Afrika
3. Belok kanan ke Jl. Gerbang Pemuda
4. Terus kanan supaya tetap di Jl. Gerbang Pemuda
5. Gunakan lajur mana pun untuk menggunakan jalan ke Pancoran/Cawang
6. Bergabung ke Jl. Jend. Gatot Subroto
7. Belok sedikit ke kiri menuju Jl. Jend. Sudirman (rambu Bundaran HI/Monas
8. Gunakan lajur mana pun untuk berbelok sedikit ke kiri ke Jl. Jend. Sudirman
9. Terus kiri untuk melanjutkan ke Jl. Jenderal Sudirman
10. Belok kiri ke Jl. Karet Pasar Baru Timur 5
11. Belok kiri ke Jl. Kh. Mas Mansyur
12. Terus kanan untuk melanjutkan di Jl. Layang Non-Tol Kp. Melayu-Tanah Abang
13. Bergabung ke Jl. Casablanca
14. Terus lurus untuk tetap di Jl. Casablanca
15. Terus ke Jl. KH. Abdullah Syafi'ie
16. Terus kanan supaya tetap di Jl. KH. Abdullah Syafi'ie
17. Terus ke Jl. Jend. Basuki Rahmat
18. Terus kanan supaya tetap di Jl. Jend. Basuki Rahmat, ikuti rambu ke Pondok Bambu/Buaran
19. Gunakan lajur mana pun untuk berbelok sedikit  ke kanan agar tetap di Jl. Jend. Basuki Rahmat
20. Tiba di lokasi: Toko Kursi Pijat

Untuk mendapatkan rute terbaik dalam kondisi lalu lintas saat ini, lihat https://goo.gl/maps/PZ9L5HvYKDP2



Merah Hatimu : Silver Cintaku
Posted on : Today 18:13
Dilihat : 3 kali
Berat : 3456 gram
Last Sundul : 16 minutes ago
Penjelasan Produk
Blue Idea Far Infrared Kneading Foot Massager 081380783912, Alat Pijat Kaki Blue Idea Yang Banyak Khasiatnya
Blue idea far infrared kneading foot massager merupakan suatu alat pijat kaki yang bisa diputar dalam 18 arah.
Blue Idea Far Infrared Kneading Foot Massager 081380783912 Menggunakan produk tersebut sangatlah kami rekomendasikan kepada Anda. hal tersebut dikarenakan produk tersebut dapat memijat kaki Anda seperti pijatannya orang yang professional di bidangnya.

Blue Idea Far Infrared Kneading Foot Massager 081380783912 Dengan adanya beberapa fitur yang dimiliki oleh produk tersebut seperti terapi panas yang dilengkapi dengan infrared maka dapat melancarkan metabolisme sel tubuh, membantu melancarkan sirkulasi darah, membuat Anda lebih nyenyak tidurnya, membantu menyembuhkan terganggunya sistem pencernaan, sakit punggung, pusing, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menghilangkan rasa sakit akibat menggunakan sepatu hak tinggi, menghilangkan ketegangan otot atau otot yang sakit, dan masih banyak manfaat yang lainnya.

Dari penjelasan di Blue Idea Far Infrared Kneading Foot Massager 081380783912 sungguh banyak efek positif yang akan Anda peroleh ketika menggunakan produk tersebut.

Blue Idea Far Infrared Kneading Foot Massager 081380783912 tak perlu khawatir mengenai tampilan dari produk ini, karena produk ini sangatlah fashionable ketika Anda gunakan. Dengan begitu Anda tetap dan semakin percaya diri.
Blue Idea Far Infrared Kneading Foot Massager 081380783912 Untuk itu, ayo segera miliki produk tersebut dengan segera di sini. Terima kasih.
Rute bersama
Dari Jambi ke Toko Arbib lewat Jl. Lintas Pantai Tim..












6 h 21 j (842 km)


1. Pergilah ke timur menuju ke Prof. H. Moh. D. Bafadhal
2. Belok kanan ke Prof. H. Moh. D. Bafadhal
3. Belok kanan ke Jl. Hayam Wuruk
4. Belok kiri ke Jl. D.I. Panjaitan
5. Belok kanan ke Hayam Wuruk/Jl. Yunus Sanis
6. Belok kiri ke Jl. Kabia
7. Belok kanan ke Lorong Mayang Sari III
8. Belok kiri ke Jl. H. Adam Malik
9. Belok kanan ke Jl. R. Wijaya
10. Belok kiri
11. Belok kanan menuju Jl. Lkr. Selatan
12. Belok kiri di Jl. Pratu Sardi
13. Belok kiri ke Jl. Lkr. Selatan
14. Belok kanan ke Jl. Lkr. Selatan I
15. Belok sedikit ke kanan
16. Terus ke Lorong Family
17. Belok kanan ke Jl. lintas Talang
18. Belok kiri
19. Belok kanan
20. Belok kanan
21. Belok kanan
22. Belok kiri ke Jl. Bumi Sari/Jl. Palembang - Jambi
23. Belok kiri
24. Belok kanan
25. Belok kiri ke Jl. Bumi Sari/Jl. Palembang - Jambi
26. Belok kiri
27. Belok kiri
28. Belok kanan
29. Terus ke Jl. PT
30. Belok sedikit ke kiri
31. Belok kiri
32. Belok kiri
33. Belok kanan
34. Belok kanan
35. Belok kanan
36. Belok kiri ke Jalan Sri Kembang
37. Terus ke Jalan Tabuan
38. Belok kiri ke Jl. Bumi Sari/Jl. Palembang - Jambi
39. Belok kanan
40. Belok kiri
41. Belok kanan
42. Belok kiri
43. Belok kanan
44. Belok kiri
45. Belok kanan
46. Belok kiri
47. Belok kiri
48. Belok kanan
49. Belok kiri
50. Belok sedikit ke kiri
51. Belok kiri
52. Belok kanan
53. Belok kiri
54. Belok kiri ke Jl. Sofyan Kenawas
55. Belok kiri ke Jl. TPH Sopian Kenawas
56. Belok kiri ke Jl. Lettu Karim Kadir
57. Belok kiri menuju Jl. Alamsyah Ratu Prawiranegara
58. Belok tajam ke kiri menuju Jl. Alamsyah Ratu Prawiranegara
59. Terus ke Jl. Mayjen Yusuf Singedekane
60. Terus ke Jl. Perintis Kemerdekaan
61. Belok kanan di Jl. Kapten Ceksyeh
62. Belok kanan
63. Belok kanan
64. Belok kiri
65. Belok kanan
66. Belok kiri ke Jl. Bumi Sari
67. Terus ke Jl. Let. Muktar Saleh
68. Belok kanan ke Jl. Bumi Sari/Jl. Ke Martapura-Palembang
69. Belok kiri untuk tetap di Jl. Bumi Sari
70. Belok kiri
71. Belok kiri ke Jl. Bumi Sari
72. Belok kiri
73. Belok kanan
74. Belok kiri
75. Belok kiri
76. Belok kanan
77. Belok kiri
78. Belok kanan
79. Belok kanan
80. Belok kiri
81. Belok kanan
82. Belok kiri
83. Belok kiri
84. Belok kanan
85. Belok kiri
86. Belok kanan
87. Belok kiri
88. Belok kanan
89. Belok kiri
90. Belok kanan
91. Belok kiri
92. Belok kanan
93. Belok kanan menuju Jl. Bumi Sari
94. Belok kiri ke Jl. Bumi Sari
95. Belok kanan
96. Belok kiri
97. Belok kanan
98. Belok kanan
99. Belok kiri
100. Belok kanan ke Jl. Bumi Sari
101. Belok kiri
102. Belok kanan
103. Belok kiri
104. Belok kanan
105. Belok kiri ke Jl. Bumi Sari
106. Belok kanan ke Jl. Aspol/Jl. Raya Gn. Sakti
107. Belok kiri
108. Belok kanan ke Jl. Bumi Sari
109. Belok kiri ke Jl. Lintas Pantai Tim.
110. Belok kiri
111. Belok kiri ke Jl. Pariwisata
112. Belok kiri
113. Terus ke Jl. Lintas Pantai Tim.
114. Belok kiri untuk tetap di Jl. Lintas Pantai Tim.
115. Belok kiri untuk tetap di Jl. Lintas Pantai Tim.
116. Belok kanan untuk tetap di Jl. Lintas Pantai Tim.
117. Belok kiri
118. Belok kiri menuju Jl. Bumi Sari
119. Belok kanan menuju Jl. Bumi Sari
120. Belok kiri ke Jl. Bumi Sari
121. Belok tajam ke kanan untuk tetap di Jl. Bumi Sari
122. Belok kiri ke Jl. Bumi Sari/Jl. Pelabuhan Bakauheni
123. Naik feri Bakauheni - Merak
124. Terus lurus ke Jl. Dermaga Pelabuhan Merak/Jl. Raya Merak
125. Belok kanan ke Jalur Pantura/Jl. Fly Over Pelabuhan Merak
126. Belok sedikit ke kanan menuju Jl. Nasional III
127. Ambil jalur sebelah kanan dan tetap di Jl. Nasional III
128. Di bundaran, terus lurus agar tetap di Jl. Nasional III
129. Keluar bundaran ke Jl. Nasional III
130. Terus ke Jl. Jenderal Ahmad Yani/Jl. Raya Cilegon
131. Belok kiri ke Jl. Raya Serang-Cilegon
132. Belok kiri menuju Jl. Raya Serang-Cilegon
133. Terus ke Jl. Raya Serang-Cilegon
134. Belok kanan untuk tetap di Jl. Raya Serang-Cilegon
135. Belok kiri untuk tetap di Jl. Raya Serang-Cilegon
136. Terus ke Jl. Irigasi Bedeng
137. Belok kanan ke Gg. Buntu
138. Belok kiri ke Jl. Kp. Ketengahan Margasana
139. Belok kanan untuk tetap di Jl. Kp. Ketengahan Margasana
140. Belok kanan ke Jl. Irigasi Bedeng
141. Terus ke Jl. Raya Serang-Cilegon
142. Terus ke Jl. Ciptayasa
143. Belok kiri ke Jl. Raya Jkt/Jl. Raya Serang/Jl. Raya Serang-Jakarta
144. Belok kanan
145. Belok sedikit ke kiri
146. Belok sedikit ke kanan
147. Belok kanan ke Jl. Raya Jkt/Jl. Raya Serang-Jakarta
148. Belok kiri di Jl. Raya Tamabk Pamarayan
149. Belok kanan
150. Belok kiri
151. Belok kanan
152. Belok tajam ke kanan menuju Jl. Syekh Ciliwulung
153. Belok kiri ke Jl. Balaraja Kresek
154. Belok kanan ke Jl. Raya Kresek
155. Belok kiri
156. Belok sedikit ke kiri
157. Belok sedikit ke kanan
158. Belok kanan
159. Belok kiri
160. Belok kiri
161. Belok kanan
162. Terus ke Jl. Kp. Teureup
163. Belok kanan ke Jl. Raya Ps. Kemis
164. Belok kiri menuju Jl. Perum Bonana Permai
165. Belok kanan ke Jl. Perum Bonana Permai
166. Belok kanan untuk tetap di Jl. Perum Bonana Permai
167. Belok kiri untuk tetap di Jl. Perum Bonana Permai
168. Terus ke Jl. Raya Indstri IV
169. Terus lurus ke Jl. Industri Raya III
170. Belok kanan menuju Jl. Industri 4
171. Belok kiri ke Jl. Industri 4
172. Belok kiri ke Jl. Pasir Jaya
173. Terus lurus lewat Politeknik Gajah Tunggal ke Jl. Gajah Tunggal
174. Terus ke Jl. Kasir 1
175. Belok kiri untuk tetap di Jl. Kasir 1
176. Belok kiri menuju Jl. Raya Ps. Kemis
177. Belok tajam ke kanan menuju Jl. Raya Ps. Kemis
178. Belok kiri setelah apotek (di sebelah kiri) ke Jl. Gatot Subroto
179. Belok sedikit ke kanan setelah Della Computer (di sebelah kanan) mengikuti Jl. Gatot Subroto
180. Belok kanan ke Jl. Dipati Ukur
181. Belok kiri setelah Alfamart (di sebelah kanan) ke arah Jl. Nn
182. Belok sedikit ke kanan menuju Jl. Nn
183. Belok kanan ke Jl. Dipati Unus
184. Belok kiri untuk tetap di Jl. Dipati Unus
185. Belok kiri ke Jl. Cibodas Permai
186. Belok kiri untuk tetap di Jl. Cibodas Permai
187. Belok kanan untuk tetap di Jl. Cibodas Permai
188. Terus ke Jl. Beta 1
189. Belok kiri ke Jl. Nn
190. Belok kanan untuk tetap di Jl. Nn
191. Terus ke Jl. Jaya Pura
192. Belok kanan ke Jl. Proklamasi
193. Terus ke Jl. Teuku Umar
194. Terus ke Jl. Jend.Sudirman
195. Belok kanan setelah BNI (di sebelah kiri) ke Jl. Hartono Raya
196. Di bundaran, terus lurus agar tetap di Jl. Hartono Raya
197. Keluar bundaran ke Jl. Hartono Raya
198. Belok kanan menuju Jl. Rasuna Said
199. Belok kiri menuju Jl. Rasuna Said
200. Belok kiri menuju Jl. Rasuna Said
201. Belok kanan menuju Jl. Rasuna Said
202. Belok kiri ke Jl. Rasuna Said
203. Terus ke Jl. Hr. Rasuna Said
204. Terus ke Jl. Sultan Agung Tirtayasa
205. Di bundaran, terus lurus agar tetap di Jl. Sultan Agung Tirtayasa
206. Keluar bundaran ke Jl. Sultan Agung Tirtayasa
207. Belok kiri ke Jl. KH. Hasyim Ashari
208. Belok kanan setelah Teras BRI (di sebelah kanan) mengikuti Jl. KH. Hasyim Ashari
209. Terus kiri supaya tetap di Jl. KH. Hasyim Ashari
210. Belok sedikit ke kiri setelah SMAN 3 Tangerang (di sebelah kiri) mengikuti Jl. KH. Hasyim Ashari
211. Terus ke Jl. Hos Cokroaminoto
212. Di Bank BNI, terus ke Jl. Ciledug Raya
213. Belok kanan sebelum Pegadaian ke arah Jl. Ciledug Raya
214. Belok kiri ke Jl. Ciledug Raya
215. Terus ke Jl. Kebayoran Baru
216. Terus ke Jl. Kyai Maja
217. Terus ke Jl. Trunojoyo
218. Terus ke Jl. Wolter Monginsidi
219. Di Bank BCA, terus ke Jl. Kapten Tendean
220. Ambil jalur sebelah kanan dan tetap di Jl. Kapten Tendean
221. Belok kiri ke Jl. H. R. Rasuna Said
222. Belok sedikit ke kanan
223. Belok kanan ke Jl. Casablanca
224. Terus ke Jl. KH. Abdullah Syafi'ie
225. Terus ke Jl. Jend. Basuki Rahmat
226. Ambil jalur sebelah kanan dan tetap di Jl. Jend. Basuki Rahmat (rambu Pondok Bambu/Buaran
227. Ambil jalur sebelah kanan dan tetap di Jl. Jend. Basuki Rahmat
228. Tiba di lokasi: Toko Arbib

Untuk melihat rute ini, buka

https://goo.gl/maps/jUsvf465hG92

instagram.com/tokoarb
Kaki merupakan salah satu anggota tubuh hewan atau manusia yang digunakan untuk berjalan. Kaki terdiri dari beberapa bagian, termasuk telapak kaki, sendi yang bekerja dalam suatu sistem terpadu sehingga memungkinkan bagi inang untuk berjalan.Para ahli menyatakan bahwa tidak ada payudara pada makhluk hidup lain yang berjenis kelamin betina selain pada manusia yang memiliki besar yang bervariasi, relatif terhadap seluruh bagian tubuh, ketika tidak menyusui manusia adalah satu-satunya primata yang memiliki payudara yang menggelembung setiap saat. Hal ini mengindikasikan bahwa bentuk luar dari payudara terhubung dengan faktor-faktor lain selain menyusui. Sebuah teori didasarkan pada sebuah fakta bahwa tidak seperti hampir semua primata, manusia yang berjenis kelamin perempuan tidak memberikan pandangan fisik yang jelas atas terjadinya ovulasi. Ini dapat berakibat secara perlahan pada manusia yang berjenis kelamin pria untuk berevolusi demi merespon tanda-tanda yang lebih jelas terhadap adanya ovulasi. Selain itu payudara yang besar juga dapat sebagai alat bantu masturbasi pria, ini menimbulkan sensasi yang sangat luar biasa, baik bagi penis pria itu ataupun wanita itu sendiri.

Kamis, 29 Maret 2012

081380783912 DARI PADA TERAPI DI REL KERETA MENDINGAN HUBUNGI KAMI















Aneh...Terapi Penyakit Diatas Rel Kereta Api Mengobati berbagai macam penyakit dengan cara tiduran di rel kereta api Rawa Buaya, Jakarta Barat ternyata tidak hanya dilakukan para lansia. Seorang perempuan muda juga mencoba terapi dengan aliran listrik itu. Bersama sang ibu, Ria (17), asik duduk sambil memegang sisi kanan dan kiri rel. Remeja yang baru saja lulus sekolah ini mengaku sering keram di bagian tangan dan kaki. Setelah mencoba terapi ini kondisinya mulai membaik. "Kesemutan di kaki dan tangan agak enakan," ungkap Ria. Ria yang baru menjalani terapi di rel selama 1 bulan itu mengaku ketagihan. Ketika ada waktu luang dia selalu menyempatkan diri untuk datang. Terlebih terapi ini bisa dilakukan kapan saja dan tidak dipungut biaya sepeser pun. "Seminggu bisa 3-4 sekali," ungkap gadis berparas manis itu. Karena tidak menderita penyakit yang cukup parah, Ria tidak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memanfaatkan aliran listrik di rel tersebut. Ketika dirasa tubuhnya sudah enak dia akan berhenti melakukan terapi. "Paling 30 menit," imbuhnya. Aktivitas seperti ini biasa dilakoni warga ketika terik matahari mulai berkurang. Semakin sore mereka yang datang terus bertambah. Umumnya mereka mengaku setelah menjalani terapi penyakit yang diderita membaik. Percaya tidak percaya, silahkan anda mencobanya sendiri. Setiap hari di rel ini tidak pernah berhenti dikunjungi. VIVAnews - Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan sudah mengambil langkah untuk menangani fenomena terapi rel kereta api yang dilakukan sejumlah warga di sekitar Stasiun Rawabuaya, Jakarta Barat beberapa waktu lalu. Dia menerangkan bahwa dinas kesehatan setempat akan menyediakan Puskesmas keliling untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka. "Masalah itu ditangani oleh dinas kesehatan, mereka mengirimkan Puskesmas keliling kesana," kata Endang saat ditemui di RS Carolus, Salemba, Jakarta, Senin 1 Agustus 2011. Endang menegaskan terapi di rel kereta adalah sebuah tindakan berbahaya. Tidak hanya untuk diri sendiri melainkan terhadap orang lain. "Mereka bisa tertabrak kereta. Selain itu juga menganggu ketertiban umum. Artinya, kalau ketabrak kereta, keretanya sendiri bisa celaka, berapa orang yang ada dalam kereta itu bisa celaka," jelasnya. Meski demikian, Endang tidak memungkiri terapi dengan sentuhan listrik itu memiliki dasar medis. Namun, bila dilakukan di rel kereta api, tindakan itu dia nilai tidak tepat. "Itu sama dengan rangsangan pijat atau seperti kursi yang ada getarannya. Bukan relnya tapi itu pemijatan (dengan unsur listrik) memang bagus seperti physioterapi, tapi jangan di rel. Tempatnya yang tidak tepat," katanya. Dia berharap agar masyarakat secara sadar tidak melakukan hal itu. Karena menurutnya yang mereka lakukan itu sebenarnya sama dengan pijatan. "Jadi bisa beralih ke tempat pemijatan saja," jelasnya. (eh) VIVAnews - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengintruksikan kepada petugas puskesmas dan kelurahan untuk memberikan penyuluhan kepada warga terkait pemahaman mereka mengenai terapi rel listrik di Rawabuaya, Jakarta Barat. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emawati menegaskan, belum ada penelitian yang memastikan bahwa terapi listrik di atas rel kereta dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Kegiatan itu malah cenderung membahayakan keselamatan jiwa. Karena itu masyarakat diminta untuk menghentikan kegiatan terapi di atas rel. "Terapi di rel lebih banyak risikonya, serta membayakan diri sendiri dan orang lain," kata Dien Emawati di Jakarta, Kamis, 21 Juli 2011. Guna mengantisipasi makin banyaknya warga yang melakukan terapi rel listrik di lokasi tersebut, intruksi kepada seluruh petugas kesehatan di kelurahan dan kecamatan telah dilakukan sejak sore ini. "Mulai hari ini sudah kita instruksikan agar memberikan penyuluhan," ujarnya. Saat ditemui terpisah, Kepala Daop I PT KAI, Purnomo Radiq mengaku khawatir dengan kegiatan yang dilakukan warga. Dia memastikan seluruh kegiatan warga di perlintasan kereta dilarang karena akan mengganggu perjalanan kereta. Purnomo mengatakan, pihak PT KA akan memangil warga yang memberikan terapi rel listrik tersebut, untuk dilakukan pembinaan. "Akan dipanggil dan diberikan pembinaan, karena kegitan itu tidak sepantasnya. Nanti kalau dilanjutkan kereta tidak akan jalan," tandasnya. Terkait penertiban bagi warga yang menfaatkan rel kereta untuk terapi kesehatan, polisi masih menunggu laporan dari PT KA. Polisi akan mangatasi hal itu bila sudah dianggap sebagai gangguan kamtibmas. Hampir setiap sore, puluhan warga yang berada di sekitar Jakarta sengaja datang untuk memanfaatkan rel kereta sebagai terapi di sekitar Stasiun Rawabuaya. Lebih 20 orang akan merebakan tubuh mereka di atas rel dengan harapan bisa sembuh dari penyakit yang mereka alami. Tidak hanya penyakit ringan, penyakit berat seperti stroke pun dipastikan berangsur hilang dengan bantuan listrik. Aliran listrik dari rel kereta itu mulai menjalar ke seluruh tubuh, tangan dan kaki yang menyentuh rel akan bergetar hebat, dan getaran ini yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit. (umi) Rumah berdekatan dengan rel kereta api ternyata memberikan manfaat yang tak terduga. Warga Rawabuaya, Cengkareng, Jakarta Barat, menggunakan rel kereta api sebagai media terapi untuk menyembuhkan rematiK JAKARTA, KOMPAS.com — Tingginya biaya kesehatan membuat sebagian besar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, memanfaatkan rel kereta api sebagai pengobatan alternatif untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit. Ironis memang, tetapi itulah kenyataan yang saat ini terjadi. Warga yang tidak mampu dan sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan harus melakukan pengobatan yang justru sangat membahayakan keselamatan nyawa mereka. Arif (30), warga sekitar Rawa Buaya yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang ojek, mengaku sudah satu setengah tahun menjalani "terapi listrik" rel kereta api. Sama seperti warga lainnya, Arif mulai melakukan pengobatan "terapi listrik" pada 2009 silam karena melihat ada sekerumunan orang berkumpul di rel kereta. "Saya kirain dulu ada orang yang tabrakan, soalnya banyak orang ngumpul di rel kereta api. Tapi ternyata lagi terapi," kata bapak satu anak ini, Senin (25/7/2011). Arif mengaku merasa agak takut saat pertama kali ingin mencoba melakukan "terapi listrik" rel kereta api. Akan tetapi, rasa takut itu terkalahkan dengan rasa penasarannya yang lebih besar sehingga dia memberanikan diri mencoba pengobatan alternatif yang terbilang cukup berisiko tersebut. Setelah mencoba "terapi listrik" rel kereta api, Arif merasa badannya lebih terasa segar dan aliran darah menjadi lancar. Bahkan sakit pinggang dan gangguan sesak di dadanya berangsur-angsur pulih. "Alhamdulillah sejak terapi di situ jadi mendingan. Sekarang sakit pinggang saya sudah mendingan," ucapnya. Menurut Arif, "terapi listrik" rel kereta api tidak hanya dilakukan oleh orang tua dan dewasa saja, bahkan anak remaja pun banyak yang mencobanya, tetapi anak kecil tidak diperbolehkan. Berbeda halnya dengan pengobatan ke puskesmas dan rumah sakit yang harus menyiapkan sejumlah uang, dengan terapi listrik ini, yang diperlukan hanyalah sebuah kain lap basah dan air minum. Lap basah tersebut akan digunakan untuk menggosok rel kereta api supaya tegangan listrik yang dihasilkan menjadi lebih besar. "Kalau kereta lewat, aliran listrik (strum) akan lebih besar, tetapi kalau keretanya enggak lewat, strumnya kecil," katanya. Setiap minggu, Arif pergi ke rel kereta api untuk melakukan terapi selama kurang lebih satu jam. Sekitar pukul 16.30, warga sudah berkerumun di sekitar stasiun rel kereta api Rawa Buaya untuk melakukan terapi ini. Bahkan, menurut Arif, banyak warga dari tempat lain yang datang jauh-jauh hanya untuk sekadar melakukan "terapi listrik". "Rasanya kaya kejet-kejet gitu aja. Pas dipengang badan bergetar semua. Mulai dari kaki, badan, kepala semua bergetar," ujarnya. Selama melakukan terapi sejak tahun 2009 sampai sekarang, Arif mengungkapkan belum pernah ada korban yang meninggal akibat melakukan terapi ini, baik itu yang tertabrak kereta api maupun yang terkena tegangan tinggi. Semenjak ramai diberitakan sejumlah media televisi akhir-akhir ini, larangan dan sanksi pun mulai diberlakukan pihak PT Kereta Api Indonesia setempat kepada warga yang masih mencoba melakukan terapi listrik di rel kereta api. Situasi ini membuat Arif dan beberapa warga sekitar Rawa Buaya, Cengkareng, cukup kecewa. "Dengar-dengar dendanya Rp 15 juta. Padahal buat berobat sendiri sekarang biayanya mahal. Alternatif nyaman ya di kereta api, murah. Cuma modal bawa badan dan air doang," ujarnya. Manfaat terapi listrik juga dirasakan Heni (47) yang tinggal tidak jauh dari stasiun kereta Rawa Buaya. Ibu tiga anak ini mengaku sudah merasakan manfaat dari terapi membahayakan ini. Betapa tidak, Heni yang dulunya sering merasa nyeri, kesemutan, dan susah bangun lantaran ada masalah di kaki, saat ini penyakitnya sudah mulai membaik. "Alhamdulillah baik. Semutan hilang, nyeri yang dilutut juga sembuh," katanya. Menurut Heni, terapi listrik di rel kereta api sudah dilakukannya sejak 2009 sampai sekarang. Hampir seminggu dua kali dia pergi ke rel kereta untuk menjalani pengobatan yang dipercaya oleh orang sekitar bisa menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit. Uniknya adalah terapi ini ternyata tidak hanya dilakukan oleh mereka yang dari sisi finansial tidak mampu, tapi juga dilakukan oleh orang-orang yang dari sisi finansial dan pendidikan jauh lebih baik. "Saya mulai terapi ini pas masih sepi, belum banyak orang yang tahu. Sekarang sudah ramai. Bahkan ada yang ke sana bawa motor, mobil. Orang kaya juga banyak yang kumpul," katanya. Setelah melakukan terapi (tidur di atas rel), biasanya Heni dan warga lainnya sudah menyiapkan air minum. Air minum tersebut sengaja dibawa untuk mereka minum setelah melakukan terapi. Karena ada anggapan, banyak minum air sehabis melakukan terapi dapat membantu aliran darah menjadi lebih lancar. Heni mengaku sebelumnya sudah pernah melakukan pengobatan ke puskesmas, tetapi kondisi kesehatannya tak kunjung ada perubahan. Setelah dia mencoba terapi di rel kereta, sakit di kakinya justru berangsur-angsur membaik dan sembuh. "Pokoknya benar deh, saya bukan ngomong bohong ya. Ini kaki saya enggak sakit lagi, semutan hilang. Tapi, sekarang kalau kambuh lagi sudah enggak berani lagi ke sana karena sudah dilarang. Daripada ngeluarin duit sampai Rp 15 juta mendingan berobat ke rumah sakit yang mahal," tandasnya. Berisiko ganggu jantung Menanggapi fenomena banyaknya warga yang melakukan terapi ini, Prof Dr Yahya Kisyanto, PhD, Ketua Perhimpunan Kedokteran Komplementer dan Alternatif Indonesia mengaku prihatin. Ia mengimbau masyarakat untuk menghentikannya karena pengobatan ini tak memiliki dasar ilmiah yang jelas. "Kita mesti tahu dulu siapa orang yang memulai ini, dasarnya apa, maksudnya apa, patofisiologinya bagaimana, dan apa referensinya. Kita enggak bisa menerima begitu saja," ujarnya. Menurut Kisyanto, tindakan coba-coba yang dilakukan warga sekitar stasiun kereta Rawa Buaya akan berisiko terutama bagi mereka yang mengidap penyakit jantung. Pasalnya, terapi listrik yang saat ini digunakan sebagai pengobatan nantinya bisa mengganggu ritme jantung. "Jadi enggak bisa sembarangan main listrik. Memang ada di ICU kita gunakan namanya kejut jantung, tetapi itu karena kita sudah tahu apa sebabnya, kemudian apa yang mau kita kerjakan. Jadi jangan sembarangan," katanya. Dia menjelaskan, pada dasarnya pengobatan komplementer hanya sebagai penambah dari pengobatan konvensional, tetapi bukan berarti pengobatan komplementer berbeda sama sekali dengan konvensional. Terkait kasus ini, Kisyanto kembali menegaskan, yang terpenting adalah harus ditelusuri dahulu siapa orang yang pertama kali menganjurkan pengobatan seperti ini, latar belakangnya apa, dan apa teori yang dipakai. "Jadi dari kita selalu itu. Telusuri dulu siapa yang pencetusnya, lalu apa maksudnya, kerjanya bagaimana, referensinya dari mana," tandasnya. Terapi alternatif Rel Kereta Api yang dilakukan di Rawa Buaya Jakarta menjadi pembicaraan di mana-mana. Awal dari hebohnya pemberitaan tentang terapi unik ini bermula dari Rawa Buaya, Jakarta Barat. Rel kereta api di situ semakin ramai didatangi oleh warga yang mengaku penyakitnya sembuh saat melakukan terapi rel kereta api listrik. Seperti karakteristiik terapi alternatif lainnya bila unik dan sekali diberitakan akan membooming dan akan ditiru di mana-mana, Namun manfaatnya secara medis dan dampak buruk bagi tubuh belum diketahui pasti. Tetapi bahaya tertabrak kereta api sudah pasti ada. Terapi alternatif kereta api listrik diklaim masyarakat dapat mengobati berbagai macam penyakit dengan cara tiduran di rel kereta api Rawa Buaya, Jakarta Barat. Beberapa orang mencoba terapi dengan aliran listrik mengaku beberapa keluhan nyeri, kesemutan dan keram di bagian tangan dan kaki mulai membaik. Dari mulut berbagai penderita itu akhirnya juga tercetus bahwa rel kereta api dapat mengobati kencing manis, darah tinggi, asam urat, penyakit jantung dan penyakit lainnya. Kegiatan yang dianggap terapi ini biasa dilakukan warga ketika terik matahari mulai berkurang. Semakin sore mereka yang datang terus bertambah. Umumnya mereka mengaku setelah menjalani terapi penyakit yang diderita membaik. Terapi rel kereta api listrik tersebut dalam dunia medis dapat dianggap sebagai terapi alternatif. Terapi alternatif artinya terapi yang belum terbukti secara medis berdasarkan penelitian dan tidak berdasarkan kaidah ilmu imunoptabiologis di bidang penhetahuan kedokteran Terapi Alternatif Sejak jaman batu hingga jaman modern berbagai terapi alternatif banyak bermunculan di seluruh belahan dunia. Terapi alternatif itu diantaranya adalah terapi lilin, terapi batu giok, terapi kalung, terap igelang magnetik dan yang terakhir adalah terapi rel kereta api listrik. Memang harus diakui terdapat beberapa terapi alternatif yang bermanfaat tetapi tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa terapi alternatif yang terlihat kasiatnya hanya dalam jangka pendek. Fenomena masyarakat tersebut bukanlah hal baru terjadi di Indonesia. Pendekatan terapi alternatif meski tidak rasional dan tidak sesuai dengan kaidah medis modern lebih sering dapat diterima oleh kelompok masyarakat tertentu. Faktor ekonomi sering disebut sebagai biang keladi mengapa terapi alternatif tumbuh subur. Tetapi bila dicermati faktor ekonomi sebenarnya bukanlah yang utama. Hal ini dapat dilihat sewaktu berobat ke terapii alternatif tidak murah. Bandingkan dengan Rumah Sakit dan Puskesmas terdekat yang relatif sudah menyediakan biaya gratis untuk pasien tidak mampu. Bukan rahasia lagi bahwa banyak masyarakat berduit juga beralih ke terapi alternatif. Memang harus diakui terdapat beberapa terapi alternatif yang berguna bagi masyarakat dan bermanfaat. Tetapi dalam mencerna informasi harus cermat dan cerdas. Bisa saja terapi rel kereta api listrik bermanfaat dalam mengurangi nyeri dan kesemutan di tangan dan kaki. Hal ini dimungkinkan karena gelombang elektrik yang diberikan pada daerah tangan dan kaki dapat meningkatkan fungsi peredaran darah atau metabolisme tubuh. Saat inipun masih ada alat gelombang elektrik lainnya yang digunakan sebagai terapi. Tetapi hal ini perlu diteliti lebih jauh secara medis. Tetapi beberapa media telivisi menampilkan pengakuan seseorang bahwa terapi rel kereta api ini dapat menyembuhkan kencing manis, jantung koroner, asam urat atau stroke sangat mungkin jauh dari benar. Kalapun keluhan itu membaik bisa saja karena peredaran darahnya membaik sesaat sehingga keluhan nyeri, kesemutan dan pegal-pegal membaik karena peredaran darahnya yang mendasari keluhan tersebut membaik. Tetapi selama penyakit utamanya tidak dikendalikan maka kuhan tersebut akan hilang sesaat dan timbul lagi. Tetapi adakalanya bila hanya gangguan fungsional biasa terapi yang bertujuan memperbaiki peredarahnya akan membaik seterusnya bukan karena sakit diabet. Asam urat atau lainnya. Hal inilah juga yang terjadi dengan terapi alternatif lainnya yang dapat mengklaim menyembuhkan segala penyakit. Karena pada dasarnya hampir semua penyakit sistemik dapat menganggu peredaran darah yang dapat mengakibatkan keluhan tersebut. Bila gangguan peredaran darah tersebut diperbailki akan memperbaiki gejala tetapi bersifat sesaat yang akan timbul lagi bila penyebabnya tidak diperbaiki. Penilaian keberhasilan terapi alternatif dan terapi medis berbeda. Tidak seperti dalam terapi medis untuk menilai keberhasilan terapi harus dengan alat ukur klinis dan laboratorium. Dalam terapi alternatif biasanya alat ukur yang dibuat adalah pengakuan penderita. Seringkali sugesti dan faktor kepercayaan membuat nyaman secara psikologis sehingga keluhan penyakitnya sementara tertutupi. Hal ini akan membuat lebih spektakular dan bombastis bila pengakuan tersebut beredar dari mulut ke mulut atau dihebohkan oleh media masa. Berbeda dengan pengakuan keberhasilan terapi alternatif, sebaliknya ketidak berhasilannya tidak akan beredar dari mulut ke mulut. Hal inilah yang mengakibatkan ketidakberhasilan, efek samping dan komplikasi yang ditimbulkannya dari terapi alternatif jarang terungkap. Berhayakah terapi alternatif Penggunaan terapi alternatif rel kereta api secara klinis masih belum dilakukan penelitian secara menyeluruh tentang manfaat dan efek sampingnya. Sehingga seringkali klinisi tidak bisa mengungkapkan kemungkinan bahaya penggunaan terapi alternatif. Sampai saat inipun masih belum ada penelitian klinis yang dapat membuktikan efek samping dan bahaya berbagai terapi alternatif. Bahaya dari terapi alternatif adalah sering mengakibatkan keterlambatan penanganan bagi penderita yang seharusnya dapat disembuhkan secara medis. Dampak buruk lainnya adalah pengabaian pengobatan medis yang mendasari gangguannya. Misalnya, pada penderita kencing manis membaik kesemutannya setelah terapi rel kereta. Kemudian penderita meyetop obat diabetnya karena merasa sembuh. Tetapi membaik sesaat tersebut akan menjadi bencana yang lebih besar saat kencing manisnya memburuk lagi. Banyak kasus penderita kencing manis seperti ini tetapi akhirnya berakibat timbul komplikasi stroke, koma atau komplikasi berat lainnya. Keterlambatan penanganan beberpa penyakit tersebut mengakibatkan timbulnya komplikasi yang lebih berat dari penyakit itu sendiri. Dalam keadaan tertentu mungkin terapi alternatif tidak menjadi masalah bila keadaan penyakit sudah sangat berat dan secara medis dokter sudah tidak bisa menangani lagi. Bila terapi kedokteran dipertemukan dengan terapi alternatif, maka yang timbul adalah perdebatan dan kontroversi yang berkepanjangan. Perdebatan akan terjadi antara dokter dan penggiat terapi alternatif karena dasar pemikirannya berbeda. Hal ini juga terjadi bila kita melihat perdebatan hukum antara pakar hukum dan budayawan. Teori kedokteran harus berlandaskan bukti klinis dan berdasarkan imunopatobiologi imu kedokteran. Sementara, terapi alternatif biasanya berdasarkan pengalaman nenek moyang, turun temurun atau berdasarkan rekaan dan pendapat pribadi yang diyakini tanpa berdasarkan pengetahuan ilmiah yang lazim. Terapi medis atau terapi alternatif Di bidang ilmu kesehatan sering dibedakan antara terapi medis dan terapi alternatif. Terapi medis adalah penatalaksanaan atau pengobatan suatu penyakit atau kelainan yang berdasarkan kaidah ilmu pengetahuan di bidang kedokteran. Penanganan di dalam ilmu kedokteran harus berdasarkan berbagai latar belakang ke ilmuan kedokteran seperti imunopatobiofisiologis atapun secara biomolekular. Dalam penerpannyapun harus berdasarkan penelitian medis berbasis pengalaman klinis. Secara ilmiah berbagai terapi yang diberikan juga harus berdasarkan pengalaman klinis dengan berbasis pada penelitian ilmiah yang terukur. Dalam kurun waktu terakhir ini pemberian pengobatan di bidang kedokteran sudah beralih ke arah Evidance Base medicine (EBM) atau pengalaman klinis berbasis bukti. Tujuan utama dari EBM adalah membantu proses pengambilan keputusan klinik, baik untuk kepentingan pencegahan, diagnosis, terapetik, maupun rehabilitatif yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan Sedangkan terapi alternatif adalah berdasarkan pendekatan pengobatan tradisional turun temurun baik dari mulut kemulut berbagai pengalaman diperoleh dari warisan nenek moyang yang tidak berdasarkan kaidah ilmiah atau bertentangan dengan ilmu kedokteran. Meskipun sebenarnya tidak semua terapi alternatif tidak bermanfaat. Saat ini ada juga terapi alternatif yang mulai disinergikan dengan terapi di bidang ilmu kedokteran seperti terapi akupuntur. Hal seperti inipun harus melalui proses penelitian secara ilmiah yang berlangsung lama, dan memang terbukti secara klinis. Mungkin saja kalau terapi rel kereta api ini bila diteliti secara klinis terbukti dapat digunakan sebagai terapi. Karena. Banyak juga terapi elektromagnetik dan terapik gelombang listrik yang sering digunakan terapi alternatif mulai diteliti. Terdapat perbedaan mendasar lainnya untuk mengetahui keberhasilan terapi medis dan terapi alternatif. Di bidang medis alat ukur keberhasilan medis harus berdasarkan penelitian terukur dan sahih secara statistik. Misalnya dalam penggunaan obat asma, harus diketahui tingkat keberhasilan dari 100 pemakai sekitar 80 yang berhasil dengan memperhatikan dengan cermat berbagai faktor yang mempengaruhi pengobatan tersebut. Sedangkan terapi alternatif, biasanya diukur berdasarkan pengakuan orang perorang dalam menentukan keberhasilannya. Sehingga akurasi dan validitas keberhasilannya tidak bisa diketahui secara pasti. Sering dilihat di televisi dalam acara terapi alternatif oleh seseorang bukan berlatar belakang nonmedis, bahwa pengakuan seorang sembuh karena terapi yang diberikan. Mungkin saja memang penderita tersebut berhasil dengan terapi alternatif tersebut, tetapi tidak diketahui apakah yang tidak berhasil juga lebih banyak lagi. Di bidang medis seorang dokter tidak boleh menyebutkan keberhasilan pengobatan berdasarkan kesaksian keberhasilan seorang pasien tetapi harus berdasarkan penelitian sebuah jurnal kesehatan yang kredibel atau jurnal yang dapat diakses di pubmed secara online. Penggunaan terapi alternatif seperti terapi rel kereta listrik ini secara klinis masih belum dilakukan penelitian secara menyeluruh tentang manfaat dan efek sampingnya. Sehingga seringkali klinisi tidak bisa mengungkapkan kemungkinan bahaya penggunaan terapi alternatif. Sampai saat inipun masih belum ada penelitian klinis yang dapat membuktikan efek samping terapi rel kereta api. Kalaupun nantinya mungkin pendekatan terapi tersebut tidak menimbulkan efek samping tetapi ternyata membuat penanganan penyakit lainnya semakin tidak jelas dan pemperburuk perjalanan penyakit dan timbulnya komplikasi dari penyakit yang tidak terkendali dengan baik. Dalam kasus seperti ini, media masa juga sangat berperanan melakukan edukasi yang sebenarnya. Bukan malah menayangkan opini masyarakat yang mengatakan bahwa terapi kereta api itu bisa mengobati berbagai penyakit padahal belum ada bukti ilmiah yang menunjukkannya.. Atas dasar itu maka terapi rel kereta api termasuk salah satu jenis terapi alternatif non-medis. Memang harus diakui bahwa mungkin saja terdapat terapi alternatif yang bermanfaat. Sebaiknya masyarakat tetap harus berhati-hati, karena jumlah ketidakberhasilan, efek samping dan dampak bahaya terapi alternatif terhadap kesehatan belum diketahui secara pasti. Yang pasti terapi alternatif ini harus dilarang karena bukan karena efek samping bagi tubuh yang belum diketahui. Dilarang karena efek samping yang dapat terjadi adalah nyawa melayang karena tertabrak kereta api dan mengganggu ketertiban umum. Manfaat Terapi Rel Kereta Api Listrik - Terapi Rel Kereta Api akhir-akhir ini mengemuka di media massa. Awal dari hebohnya pemberitaan tentang terapi unik ini bermula dari Rawa Buaya, Jakarta Barat. Setiap hari di tempat ini selalu saja ramai didatangi oleh warga yang mengaku sedang melakukan terapi rel kereta api listrik. Foto Terapi Rel Kereta Api (okezone.com) Mungkin setelah membaca pemberitaan di media massa tentang terapi rel kereta api ini, maka anda juga ingin mengetahui apa sebenarnya manfaat terapi rel kereta api listrik ini? Dari berbagai pemberitaan yang berhasil dihimpun blog Karo Cyber menyimpulkan dari pernyataan para warga, bahwa memang benar terapi rel kereta api listrik memang terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Seperti pengakuan Ria (17) tahun kepada detikcom, menyatakan bahwa dia merasakan terapi rel kereta api sangat bermanfaat bagi kesehatannya. Dia mengaku sering keram di bagian tangan dan kaki. Setelah mencoba terapi ini kondisinya mulai membaik. Puluhan orang yang juga sering melakukan terapi rel kereta api listrik di Rawa Buaya, Jakarta Barat mengaku melakukan kegiatan ini secara rutin setiap sore. Umumnya mereka mengaku setelah menjalani terapi penyakit yang diderita membaik. Percaya tidak percaya akan khasiat terapi rel kereta api, silahkan anda mencobanya sendiri. Setiap hari di rel ini tidak pernah berhenti dikunjungi. Terapi Rel Kereta Listrik Menantang Maut, Yang Penting Gratis!!! 23 JUL 2011 4 Komentar by pimpii in kesehatan, peristiwa Tag:only indonesia, pengobatan alternatif, terapi rel listrik, unik dan kreatif, yang penting gratis Orang Indonesia bisa jadi tergolong paling unik dan kreatif sedunia, terbukti ketika mereka ‘berhasil’ menemukan fungsi lain dari rel kereta yaitu sebagai sarana pengobatan alternatif. Entah siapa yang memulai dan sejak kapan dilakukan, setiap pagi dan sore hari, rel kereta di dekat stasiun Rawabuaya selalu dipadati warga yang datang dari berbagai wilayah. Mereka melakukan hal yang sangat ‘absurd’ yaitu merebahkan dirinya di rel kereta. Yang jelas mereka tidak berniat untuk bunuh diri massal, tetapi justru mereka percaya bahwa berbaring di rel kereta api adalah salah satu cara untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Dan mereka menyebut cara ini Terapi Rel Listrik. Menantang maut Konon, terapi rel listrik ini bermula dari kisah seseorang yang depresi karena penyakit lumpuh akibat stroke yang tak kunjung sembuh, lalu hendak bunuh diri dengan cara rebahan di atas rel. Tetapi pada saat kereta datang, orang tersebut malah ketakutan dan tiba-tiba saja bisa berdiri dan berjalan dengan normal. Meskipun banyak testimoni dari mereka yang mengaku sembuh setelah melakukan terapi rel listrik, namun metode ini belum terbukti dan teruji secara klinis. Tetapi yang jelas cara luar biasa ini cukup menantang maut, karena hampir setiap 1 – 1,5 jam Kereta Listrik akan ‘melindas’ tempat mereka berbaring tersebut. Mungkin bagi orang Indonesia hal tersebut tidak jadi masalah, yang penting GRATIS!!! Berbagai sumber HOMEINFO PENYAKITINFO OBATINFO DOKTERINFO SEHATPRODUK SEHATMEMBERINFO IKLANBELI OBAT Kategori Penyakit • Index Penyakit • Pencarian Penyakit Medicastore > Kategori Penyakit > Penyakit Otak dan Saraf share Nyeri Punggung Bawah DEFINISI Nyeri punggung bawah sangat umum. Mempengaruhi 4 dari 5 orang pada beberapa waktu sepanjang hidup mereka. Hal ini adalah penyebab ketidakmampuan diusia mereka ke 19 sampai 45 tahun dan adalah penyebab umum kedua pada hari kerja yang hilang (setelah flu biasa) untuk orang dewasa yang lebih muda dari 45 tahun. nyeri punggung bagian bawah menjadi lebih umum sesuai usia orang. Yang mempengaruhi separuh orang yang lebih tua dari 60 tahun pada setiap waktu yang diberikan. Setiap tahun, pengobatan pada nyeri punggung bagian bawah mengeluarkan biaya lebih dari 80 milyar dolar amerika, dan klaim asuransi untuk ketidakmampuan disebabkan nyeri punggung bagian bawah melebihi 8 milyar dolar. Dengan demikian, meskipun nyeri punggung bagian bawah jarang dihasilkan dari gangguan yang mengancam nyawa, hal ini adalah masalah kesehatan yang berarti. Meskipun begitu, jumlah luka punggung di dunia kerja menurun, mungkin karena kesadaran pada masalah tersebut telah meningkat dan cara-cara menghadapinya telah meningkat. Tulang punggung (spinal column) terdiri dari tulang belakang (vertebrae), yang terpisah dan berbantalkan piringan per-penyerapan yang dibuat dari tulang rawan. Tulang belakang juga dilindungi oleh lapisan tipis tulang rawan. Mereka ditopang oleh persendian dan otot-otot, yang membantu menyeimbangkan tulang punggung. Otot-otot ini termasuk kedua otot iliopsoas (yang menyusuri kedua sisi tulang punggung), kedua otot penegak tulang punggung (yang menyusuri sepanjang kedua sisi tulang punggung yang ada dibelakangnya), dan otot paraspinal pendek yang banyak (yang menyusur diantara tulang belakang). Otot perut (yang menyusur dari bagian bawah rongga dada menuju panggul) juga membantu menyeimbangkan tulang punggung. Yang menempel di tulang belakang adalah tali tulang belakang. Sepanjang tali tulang belakang, syaraf tulang belakang timbul melalui ruang diantara tulang belakang untuk terhubung dengan syaraf sepanjang tubuh. bagian pada syaraf tulang belakang didekat tali tulang belakang disebut akar syaraf tulang belakang. Karena letak mereka, akar syaraf tulang belakang bisa tertekan ketika tulang belakang terluka, mengakibatkan nyeri. Tulang belakang yang paling bawah (lumbar) terdiri dari lima tulang belakang. Yang menghubungkan dada ke panggul dan kaki, menghasilkan gerakan-untuk berbelok, memutar, dan menekuk. Yang juga menghasilkan kekuatan untuk berdiri, berjalan, dan berjinjit. Dengan demikian, tulang punggung berhubungan dengan hampir semua kegiatan hidup sehari-hari. Nyeri punggung bisa membatasi berbagai kegiatan dan mengurangi kualitas hidup. PENYEBAB Nyeri tulang belakang memiliki banyak penyebab, meskipun sering tidak terdapat penyebab spesifik yang bisa dikenali. Salah satu penyebab paling umum adalah otot dan persendian yang tegang dan terkilir. Otot yang tegang dan terkilir bisa diakibatkan dari berjinjit, olah raga, atau berpindah pada cara yang tidak diinginkan (seperti ketika terjatuh atau ketika kecelakaan mobil). Ketika dikarenakan olah raga, luka pada tulang punggung kadangkala disebut punggung pengangkat berat (lumbar strain). Punggung pengangkat berat kemungkinan tidak hanya disebabkan oleh mengambil benda yang sangat berat dari bawah pada pengangkatan berat tetapi juga oleh mendorong berlawanan menentang penjaga garis pada sepak bola, secara tiba-tiba berbelok untuk menggiring bola setelah memantulkan bola pada bola basket, mengayunkan sebuah pemukul pada baseball, atau mengayunkan pemukul pada golf. Punggung bagian bawah lebih mungkin terluka ketika kondisi fisik seseorang adalah buruk dan otot penopang punggung adalah lemah. Memiliki postur yang buruk, menjadi kelebihan berat badan, dan menjadi lelah juga bisa mendukung. Osteoarthritis (radang sendi menurun) menyebabkan tulang rawan yang melindungi dan menjaga tulang belakang untuk memburuk. Gangguan ini dipikirkan menjadi penyebab, setidaknya pada bagian, terhadap penggunaan dan sobekan pada tahun-tahun penggunaan. Piringan diantara tulang belakang memburuk, mempersempit ruang disana dan menekan akar syaraf tulang belakang. Tonjolan tulang yang tidak biasa (spurs) bisa terbentuk pada tulang belakang dan juga menekan akar syaraf tulang belakang. Seluruh perubahan ini bisa menyebabkan nyeri tulang belakang seperti kekakuan. Pada osteoporosis, kepadatan tulang menurun, membuat tulang lebih mungkin untuk patah. Tulang belakang sangat rentan terhadap efek osteoporosis, sering mengakibatkan kehancuran (tekanan) patah (yang bisa menyebabkan nyeri punggung kronis). Meskipun begitu, kebanyakan patahan disebabkan osteoporosis di bagian atas dan tengah punggung dan menyebabkan bagian atas dann tengah lebih dari nyeri tulang punggung. Piringan yang pecah atau hernia bisa menyebabkan nyeri punggung bagian bawah. Piringan memiliki pelindung yang keras dan isi yang lunak seperti jeli. Jika piringan secara tiba-tiba terperas oleh tulang belakang di atas dan di bawahnya (terjadi pada waktu mengangkat beban berat), pelindung bisa pecah, menyebabkan nyeri. Isi dari piringan bisa tertekan di pecahan pelindung, sehingga bagian isi menonjol keluar (hernia). Tonjola ini bisa tertekan, teriritasi, dan bahkan merusak saraf spinal di dekatnya, menyebabkan nyeri yang lebih lagi. Tonjolan atau herniated disk biasanya juga menyebabkan sciatica GEJALA Nyeri punggung bagian bawah kemungkinan sementara atau tetap ; dangkal atau dalam ; tumpul dan menyakitkan, berdenyut, atau tajam dan menikam, tergantung pada penyebab dan jenis nyeri. Terdapat beberapa jenis nyeri punggung bagian bawah. Nyeri local terjadi di daerah khusus pada punggung bagian bawah. Hal ini biasanya disebabkan keseleo dan tegang. Nyeri tiba-tiba kemungkinan dirasakan ketika luka terjadi. Nyeri ‘lokal bisa sering diringankan dengan merubah posisi atau dengan aktifitas ringan diikuti dengan peregangan. Aktifitas fisik yang intens atau kemalasan cenderung membuat hal itu menjadi buruk. Nyeri ‘lokal kemungkinan tetap dan menyakitkan atau, suatu waktu, bisa jadi sebentar dan tajam. Punggung bagian bawah bisa terluka ketika disentuh. Kejang otot bisa terjadi karena tubuh bergerak pada cara yang tidak biasanya seperti menghindari gerakan yang memicu nyeri. Biasanya, nyeri ‘lokal sembuh secara bertahap lebih dari harian atau mingguan. Nyeri disebabkan tekanan pada pusat syaraf punggung kemungkinan disebabkan beberapa gangguan seperti herniated disk, osteoarthritis, osteoporosis, spinal stenosis, atau penyakit paget. Nyeri tersebut seringkali terjadi dalam hitungan menit atau jam pada saat mengangkat benda yang berat, tetapi bisa terjadi secara spontan. Jenis nyeri ini cenderung menjadi sakit tumpul dengan tajam, nyeri intens yang menyebar kadangkala berlapis. Nyeri tersebut bisa menyebar ke bagian tubuh yang berbeda, tergantung pada pusat syaraf mana yang terkena. Umumnya, nyeri tersebut menyebar dari punggung bagian bawah menuju bokong dan turun ke kaki pada bagian yang terkena, menyebabkan sciatica. Batuk, bersin, bersusah payah, atau menekuk berlebihan ketika menjaga kaki lurus bisa menimbulkan ketajaman tersebut, menyebarkan nyeri. Jika herniated disk adalah penyebab tersebut, nyeri tersebut memburuk dengan berjalan jauh. Jika stenosis punggung adalah penyebab, nyeri tersebut biasanya meningkan dengan meluruskan punggung (misal, ketika berjalan) dan diringankan dengan menekuk punggung ke depan (misal, ketika bersandar kedepan). Jika sebuah patahan yang menekan adalah penyebabnya, nyeri tersebut biasanya terjadi tiba-tiba, tetap pada derak tertentu pada punggung, dan memburuk ketika seseorang berdiri atau berjalan. Daerah dekat patahan kemungkinan lembut. Biasanya, nyeri dan kelembutan hilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau bulan. Jika tekanan pada pusat syaraf adalah besar, nyeri kemungkinan disertai kelemahan otot pada kaki, rasa seperti ditusuk jarum. Atau bahkan kehilangan rasa pada kendali kantung kemih atau isi perut. Nyeri yang dikenal (yang berasal pada organ lain) cenderung dalam, menyakitkan, tetap, dan menyebar luas secara relatif (diffuse). Biasanya, tidak mempengaruhi gerakan, dan memburuk pada malam hari. Misal, infeksi ginjal bisa menyebabkan nyeri punggung bagian bawah yang dirasakan menuju sisinya cukup dibandingkan pusat punggung. DIAGNOSA Gejala-gejala, riwayat, dan hasil penelitian fisik bisa menduga penyebab nyeri punggung bawah. Sebagai bagian penelitian fisik, seorang dokter bisa meminta orang tersebut untuk bergerak dalam cara tertentu untuk memastikan jenis pada nyeri. Misal, seorang dokter bisa meminta orang tersebut untuk berbaring datar, kemudian mengangkat kaki tanpa menekuk lutut. Biasanya, tidak ada prosedur yang diperlukan jika penyebab tersebut adalah tegang atau keseleo. Jika penyebab lain diduga, prosedur lainnya sering diperlukan. Sinar X pada punggung bawah bisa membantu mendeteksi herniated disk, perubahan degeneratif yang disebabkan oleh osteoarthritis, patahan yang menekan disebabkan tulang keropos, dan scoliosis. Meskipun begitu, magnetic resonance imaging (MRI) atau computed tomography (CT) menghasilkan gambar yang jelas dan bisa memastikan atau mengeluarkan diagnosa pada herniated disk, spinal stenosis, atau kanker. Jarang, ketika hasil MRI tidak jelas, myelography dengan CT diperlukan. Kadangkala, electromyography untuk memastikan lokasi kerusakan syaraf. PENGOBATAN Untuk nyeri punggung bawah yang baru-baru ini telah berkembang, pengobatan dimulai dengan menghindari kegiatan yang menekan tulang belakang dan menyebabkan nyeri-seperti mengangkat benda berat dan menekuk. Istirahat total untuk beberapa hari bisa meringankan nyeri. Meskipun begitu, hal ini tidak mempercepat resolusi nyeri, dan kebanyakan ahli menganjurkan melanjutkan aktifitas. Istirahat total, jika diperlukan, harus berlangsung tidak lebih dari 1 atau 2 hari. Jika gangguan khusus menyebabkan nyeri punggung bawah, mengobati gangguan itu-misal, memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi kantung kemih-bisa mengurangi nyeri punggung bawah. Obat-obatan anti-peradangan nonsteroidal OTC atau diresepkan bisa digunakan untuk meringankan nyeri dan mengurangi peradangan. Relaksan otot, seperti methocarbamol, carisoprodol, cyclobenzaprine, atau diazepam. Kemungkinan diberikan untuk meringankan kejang otot, meskipun kebanyakan para ahli menanyakan kegunaannya. Obat-obatan ini tidak dianjurkan untuk orang tua, yang lebih mungkin mengalami efek samping. Penggunaan panas atau dingin dan pijat bisa membantu. Biasanya, tenaga tarik sangat tidak berguna. Beberapa laporan menduga bahwa akupuntur dan chiropractic manipulasi mempercepat resolusi pada nyeri, tetapi dugaan lain kecil atau tidak bermanfaat. Selama penyembuhan, penahan punggung atau korset kadangkala dianurkan untuk jangka waktu pendek atau untuk digunakan selama aktifitas yang menekan punggung. Meskipun begitu, pakaian pendukung ini bisa tidak nyaman dan, jika digunakan untuk waktu yang lama, bisa melemahkan otot punggung dengan cara kerja mereka. Sesudah rasa sakit sudah reda, aktivitas ringan, sebagai dianjurkan oleh seorang dokter atau ahli terapi fisik, bisa mempercepat penyembuhan dan kesembuhan. Penggunaan spesifik untuk memperkuat dan merentangkan punggung biasanya dianjurkan untuk menolong mencegah rasa sakit punggung murung menjadi kronis atau berulang.Tindakan pencegahan lain (memelihara postur baik, memakai kasur kukuh dengan bantal yang ditempatkan secara pantas, menyingsing dengan semestinya, dan berhenti merokok) sebaiknya diteruskan atau mulai. Di jawaban ke ukuran ini, kebanyakan episode ketetapan hati rasa sakit punggung di 1 sampai 2 minggu. Bagaimanapun juga pengobatan, 80 sampai 90% dari episode seperti itu memecahkan dalam 6 minggu. Jika nyeri punggung bawah adalah kronis, langkah-langkah tambahan diperlukan. Olahraga aerobic bisa membantu, dan pengurangan berat badan, jika diperlukan, disarankan. Jika nyeri tersebut berat, NSAIDs tidak bisa menyediakan penghilang nyeri yang cukup, dan analgesik apioid kemungkinan diperlukan. Jika analgesik ini tidak efektif, beberapa ahli menyarankan bahwa kortikosteroid, seperti deksametason atau methylprednisone, ditambah bius ‘lokal, seperti licodaine, disuntikan secara bertahap disekitar saluran tulang belakang-sebagai suntikan epidural. Meskipun begitu, suntikan ini biasanya hanya efektif untuk beberapa hari sampai beberapa minggu. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) kadangkala dianjurkan. Sebuah alat yang prosedurnya sebuah sensasi lembut menggelitik dengan membangkitkan arus rendah yang bergerak kesana-kemari adalah digunakan. Terapis menempelkan alat tersebut ke daerah yang sangat menyakitkan beberapa kali sehari untuk 20 menit sampai beberapa jam setiap waktu, tergantung pada parahnya rasa sakit tersebut. orang kadangkala diajarkan untuk menggunakan sendiri alat tersebut. Jika sebuah gangguan adalah penyebab nyeri dan nyeri tetap atau gejala-gejala serius, operasi kemungkinan diperlukan. Jika akar syaraf tulang punggung tertekan oleh piringan herniated adalah penyebab gejala-gejala seperti relentless sciatica, kelemahan, kehilangan sensasi, atau kehilangan kendali pada kandung kemih atau isi perut, operasi pengangkjatan pada lempengan (diskectomy) dan bagian tulang belakang (laminectomy) kemungkinan diperlukan. Bius ‘lokal biasanya diperlukan. Tinggal di rumah sakit setelah operasi pengangkatan lempengan biasanya 1 atau 2 hari. Seringkali, teknik microsurgical, dengan sayatan kecil, bisa digunakan. Bius ‘lokal digunakan, dan menginap di rumah sakit tidak diperlukan. Meskipun begitu, ketika sayatan adalah kecil, ahli bedah bisa tidak dapat melihat dan oleh karena itu tidak bisa mengangkat bagian lempengan burut. Setelah salah satu prosedur, kebanyakan orang kembali melakukan kegiatan mereka setelah beberapa minggu. Lebih dari 90% orang sembuh total. Untuk stenosis tulang punggung yang berat, operasi untuk melebarkan saluran tulang punggung dengan pengangkatan sebagian besar tulang punggung kemungkinan dilakukan. Bius ‘lokal biasanya diperlukan. Menginap di rumah sakit biasanya 4 atau 5 hari. Orang bisa memerlukan waktu 3 sampai 4 bulan sebelum mereka bisa kembali melakukan seluruh kegiatan mereka. Sekitar dua pertiga orang tersebut menjadi baik atau sembuh sepenuhnya. Untuk sebagian besar bagian, gejala-gejala dicegah dari memburuk. Ketika tulang punggung tidak seimbang karena penurunan yang disebabkan oleh penyakit tulang, tulang belakang bisa berpadu secara bersamaan. Meskipun begitu, perpaduan mengurangi pergerakan dan bisa membuat tambahan stress pada bagian tulang punggung. PENCEGAHAN Cara yang paling efektif untuk mencegah nyeri punggung bawah adalah olahraga dengan teratur. Dua jenis olahraga-olahraga aerobic dan olahraga meregangkan dan mengencangkan otot-sangat membantu. Olahraga aerobik, seperti berenang dan berjalan, memperbaiki kesehatan umum, mengurangi kegemukan, dan umumnya menguatkan otot. Olahraga khusus untuk menguatkan dan meregangkan otot pada perut, bokong, dan punggung bisa menyeimbangkan tulang belakang dan mengurangi ketegangan pada piringan yang melindungi tulang belakang dan ligamen yang menopang nya pada tempatnya. Latihan memperkuat otot termasuk memiringkan panggul dan melengkungkang perut. latihan meregangkan termasuk duduk meregangkan kaki, lutut sampai dada meregang, dan pinggul dan quadriceps. Latihan peregangan bisa meningkatkan nyeri punggung pada beberapa orang dan oleh karena itu harus dilakukan dengan hati-hati. Sebagai aturan umum, setiap latihan yang menyebabkan atau meningkatkan nyeri punggung harus dihentikan. Latihan harus diulangi sampai otot terasa ringan tetapi tidak sepenuhnya lemah. Bernafas selama setiap latihan adalah penting. Ketika mengangkat berat, menggunakan sabuk pengangkat berat bisa membantu mencegah luka kembali. Orang yang mengalami nyeri punggung harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai berolah raga. Latihan Untuk Mencegah Nyeri Punggung Bawah Pelvic Tilts Berbaring telentang dengan lutut ditekuk, tumit diatas lantai, dan berat badan bertumpu pada tumit. Tekan punggung kecil menghadap lantai, kerutkan bokong (angkat sekitar setengah inci dari lantai), dan kerutkan otot perut. tahan posisi ini untuk hitungan 10. ulangi 20 kali Abdominal Curls Berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan kaki diatas lantai. Letakkan tangan melintani dada. Mengkerutkan otot perut, secara perlahan mengangkat bahu 10 inci dari lantai sambil menjaga kepala belakang (dagu seharusnya tidak menyentuh dada). Kemudian mepaskan otot perut, secara perlahan merendahkan bahu. lakukan 3 kali 10 Knee-to-Chest Stretch Berbaring pada punggung dengan lutut ditekuk dan kedua tumit pada lantai. Ketika menjaga lutut ditekuki, letakkan kedua tangan dibelakang salah satu lutut dan arahkan ke dada. Tahan untuk hitungan ke 10. secara perlahan rendahkan kanki dan ulangi dengan kaki yang lain. Lakukan latihan ini 10 kali. Sitting Leg Stretch Duduk diatas lantai dengan lutut lurus tetapi sedikit dilenturkan (tidak dikunci) dan kaki berpisah sejauh mungkin. Letakkan kedua tangan diatas lutut yang sama. Secara perlahan-lahan dorong kedua tangan kearah pergelangan kaki. Hentikan jika nyeri terasa dan berjalan tidah lebih jauh dari posisi yang bisa ditahan dengan nyaman untuk 10 detik. Secara perlahan-lahan kembali ke posisi duduk. Ulangi dengan kaki yang lain. Lakukan olahraga ini 10 kali untuk setiap kaki. Hip and Quadriceps Stretch Berdiri dengan salah satu kaki diatas lantai dan lutut pada kaki yang lain ditekuk kira-kira bersudut 90 ยบ. Genggam didepan pergelangan kaki pada kaki yang ditekuk dengan tangan pada sisi yang sama. (tangan yang lainnya kemungkinan diletakkan di belakang bangku atau pada dinding untuk keseimbangan). Menjaga lutut bersamaan, menekan kaki berlawanan dengan tangan dan menjauh dari tubuh. tahan untuk hitungan ke 10. ulangi dengan kaki yang lain. Lakukan olah raga ini 10 kali. Olahraga bisa juga membantu orang memelihara kepadatan tulang dan berat yang diinginkan. Dengan demikian, olahraga bisa mengurangi resiko berkembangnya dua kondisi yang bisa menyebabkan nyeri punggung bawah-tulang keropos dan kegemukan. Menjaga sikap tubuh yang vaik ketika berdiri dan duduk mengurangi tekanan pada punggung; bermalas-malasan harus dihindari. Tempat duduk kursi bisa disesuaikan yang membuat kaki datar diatas lantai, dengan lutut sedikit ditekuk dan punggung bawah datar berlawanan dengan belakang bangku. Jika kursi tidak mendukung punggung bawah, bantal bisa digunakan dibelakang punggung bawah. Duduk dengan kaki pada lantai dibandingkan dengan kaki melintang dianjurkan. Orang harus menghindari berdiri atau duduk untuk waktu yang lama. Jika berdiri lama atau duduk tidak bisa dihindari, merubah posisi dengan sering bisa mengurangi tekanan pada punggung. Tidur dalam posisi yang nyaman pada kasur yang keras dianjurkan. Bantal dibawah pinggang dan kepala bisa digunakan untuk menahan orang yang tidur pada sisi mereka, dan bantal dibawah lutut bisa digunakan oleh mereka yang tidur pada punggung mereka. Bantal dibawah kepala harus tidak menekan lehek untuk menekuk terlalu banyak. Belajar untuk mengangkat dengan semestinya membantu mencegah luka kembali. Lutut harus cukup ditekuk dimana lengan setingkat dengan benda yang diangkat. Kaki, bukan punggung, harus digunakan untuk mengangkat. Mengangkat benda melebihi kepala meningkatkan resiko luka kembali. Menggunakan ganjalan yang kuat membuat beberapa angkatan tidak diperlukan. Benda berat harus dibawa dekat dengan tubuh. berhenti merokok juga dianjurkan. Energi listrik bisa mengobati berbagai penyakit. Mau mencoba? Warga sedang terapi listrik di atas Rel KA di Jakarta Apa yang dilakukan oleh sebagian warga Jakarta yang rebahan di atas rel KA, mungkin memang ada benarnya. Energi listrik alias setrum terbukti — meski disebut tidak ilmiah — bisa menyembuhkan berbagai penyakit, seperti seperti stroke, kanker, jantung, diabetes, dan ginjal. Semua penyakit ini bisa diobati dengan terapi setrum. Saya pribadi sudah sering diterapi seperti ini. Adalah Pakde — begitu pria pensiunan Marinir ini biasa disapa – sudah bisa terapi sejak 1966 ketika masih SMP. Seorang staf Kedubes Uni Emirat Arab yang lumpuh pada 1995 diterapi hingga sembuh. Lantaran ini, membuat Kedubes Jepang minta bantuan pengobatan Pakde. Pada 1998, Pakde diajak ke Jepang untuk terapi “orang gila”, dan berhasil dipulihkan. “Saya sampai mendapatkan visa bebas masuk wilayah daratan China, Taiwan, dan Korea dari Jepang,” ujarnya. Berkat keahliannya ini pula, setiap bulannya Pakde diminta terapi di Istana Kerajaan Brunai Darussalam. Terapi setrum sebenarnya sudah tidak asing lagi di dunia kedokteran. Di kedokteran, ini termasuk dalam disiplin physio-therapy. Dalam terapi setrum ini, arus listrik yang masuk ke tubuh pasien, ternyata mampu dan berhasil mengobati berbagai penyakit yang selama ini tak bisa disembuhkan secara medis. Tak hanya itu. Bahkan, setrum juga bisa dipakai untuk terapi wanita yang sudah lama dinyatakan “mandul”. Beberapa wanita yang diterapi setrum ini terbukti hamil dan telah melahirkan. “Dengan setrum, kita berusaha membuka indung telur yang tertutup,” tutur Pakde. Seorang pasien sakit jiwa di Jepang malah berhasil disembuhkan Pakde dengan terapi setrum. Mengapa bisa sembuh? Menurut Pakde, setrum yang masuk ke tubuh pasien bisa mengembalikan sistem syaraf pasien yang terganggu, sehingga bisa kembali normal. “Ini jaringan syarafnya yang diterapi,” ujarnya. Sistem kerja terapi setrum ini mengalir melalui tubuh Pakde. “Hanya aliran listrik yang positif saja yang masuk ke tubuh saya. Sedangkan arus listrik negatifnya masuk ke tubuh pasien,” ujarnya. Besaran arus yang masuk tersebut tergantung pada tingkat “keparahan” penyakit yang diderita pasien. Untuk pasien anak usia 3 tahun yang terkena sesak nafas, kata Pakde, biasanya dialiri arus yang cukup rendah, sekitar 15 watt. “Ini dilakukan antara 2-3 kali terapi. Tapi, untuk pasien yang cukup berat penyakitnya, biasanya arusnya bisa sampai 50 watt,” tambahnya. Besaran arus ini diatur oleh Pakde. Untuk penyakit yang tergolong berat seperti stroke perlu beberapa kali terapi. Terapi pertama biasanya dialiri arus yang cukup rendah. Ini untuk membuka sistem syarat yang mulai menyempit, atau bahkan, tertutup. Setelah terbuka, untuk terapi kedua, aliran arus listriknya mulai ditingkatkan. “Demikian pula untuk terapi berikutnya, arus listriknya ditambah, sehingga membuat sistem syarafnya benar-benar terbuka,” ungkap Pakde. Setelah sistem syarafnya terbuka, pasien penderita stroke sudah bisa menggerakkan kembali bagian tubuhnya yang semula tak bisa digerakkan sama sekali. Ini dialami oleh seorang dokter ahli syaraf di Solo yang berhasil disembuhkan Pakde dengan beberapa kali terapi setrum. Semula, sudah beberapa tahun tangan kanannya tidak bisa digerakkan sama sekali karena terkena stroke. “Dokter yang sudah pensiun tersebut senangnya bukan main,” katanya. Getaran arus listrik yang masuk ke tubuh pasien membuat sistem syaraf yang semula tersumbat atau tertutup karena penyempitan pembuluh darah bisa terbuka. Ini yang lalu merangsang jaringan syaraf untuk kembali ke tempatnya semula. Syaraf normal ini yang bisa memerintah gerakan tubuh. Beberapa pasien stroke yang diserang bagian kepalanya - penceng sebelah - menjadi pasien RSUD Dr. Soetomo juga pernah diterapi Pakde. “Saya dulu pernah di Psikoterapi Dokter Soetomo. Saya kebagian pasien-pasien stroke yang dokter sudah tidak sanggup lagi menanganinya,” ujar Pakde. Terapi setrum ini sebenarnya bermula dari terapi pengobatan alternatif di China. Tapi, di sana aliran listriknya masih melalui adaptor - sebelum masuk ke therapies. Sehingga jika diterapi, getarannya tidak begitu terasa, karena arusnya lemah. Tapi, sejak 1966 Pakde terapi langsung dari arus listrik. “Jadi, arus listrik yang masuk ke tubuh saya tergantung pada besarnya arus di tempat listrik itu dialirkan,” ungkap Pakde. Misalnya, jumlah arus yang ada di rumah ini sebesar 1.300 watt, maka yang mengalir di tubuhnya sebesar 1.300 watt pula. “Saya tinggal atur berapa yang harus dipakai,” lanjutnya. Terapi setrum ini sebenarnya sudah dipraktekkan di dunia kedokteran. Untuk pasien yang kritis dan dalam keadaan tak sadar atau koma, biasanya dilakukan terapi “kejutan listrik” di tubuh bagian dadanya. Tujuannya, untuk merangsang sistem syaraf yang tak berfungsi, sehingga normal kembali. Melakukan terapi setrum untuk medis, menurut Pakde, tidak bisa sembarangan. Untuk itu, ia juga mempelajari anatomi tubuh manusia. Sehingga, “Saya mengerti dan banyak tahu bagaimana sistem jaringan syaraf pada manusia. Juga, di mana saja titik-titik sistem syaraf yang harus saya terapi,” ujarnya. Cak Lutfil Hakim, warga Kota Surabaya, pernah merasakan terapi setrum. Semula ia merasa ragu ketika mencoba terapi ini. Tapi, “Setelah 2 kali terapi, penyakit polip saya yang sudah bertahun-tahun ini langsung hilang. Sekarang kalau bernafas jadi lancar, tidak ada cairan yang keluar lagi,” ungkap wartawan senior ini. Tidak hanya itu. Seluruh tubuh pekerja media ini juga merasa lebih enak lagi. Rasa sakit di tubuh seperti pegal-pegal dan linu juga ikut hilang. “Kepala saya juga merasa enteng, sehingga tidurpun menjadi nyenyak sekali,” kata Cak Lutfil yang diterapi bersama teman-temannya pada awal Oktober 2007 lalu. Keahlian melakukan terapi setrum itu kini juga “diwarisi” Rasmat Moeslan yang akrab dipanggil Cak Mat. Ini ia lakukan setelah Pakde “mewariskan” ilmu terapi ini ke Cak Mat yang selama bertahun-tahun mendampinginya. “Saya dulu sering mengantarkan Pakde untuk menerapi pasien,” kata Cak Mat mengisahkan. Salah seorang pasien yang pernah diterapi setrum oleh Cak Mat adalah dosen FISIP UNAIR yang punggungnya mengeras karena aliran darahnya tersumbat. Terapi medis yang ditangani para dokter spesialis RSUD Dr. Soetomo pun tidak sanggup menyembuhkannya. Namun, setelah beberapa kali diterapi setrum oleh Cak Mat, alhamdulillah, ternyata berangsur-angsur sembuh. Menurut dr. Badrul Munir, peserta program pendidikan dokter spesialis Ilmu Penyakit Saraf FK Unair (Jawa Pos, 27 Juli 2011), di dalam ilmu kedokteran modern, listrik memang bisa digunakan untuk membantu penegakan diagnosis dan terapi beberapa penyakit. Sebagai contoh, EMNG (electroneuromyography) dan EEG (electroencephalograpy) sangat membantu untuk mengetahui kelaian saraf. Sementara itu ECG (electrocardiography) sangat membantu penegakan diagnosis kelainan jantung. Dalam hal terapi, TENS (transcutaneous electric nerve stimulation) bisa digunakan untuk pengobatan kelainan jiwa walau sekarang sudah mulai ditinggalkan. Terapi listrik rel seperti halnya terapi alternatif lain adalah sebuah ironi. Hal itu dipicu oleh keterbatasan masyarakat dalam mengakses fasilitas kesehatan bercampur dengan ilusi tentang kemanjuran suatu terapi alternatif yang belum terbukti secara ilmiah. Bahkan terapi alternatif tersebut sering dibalut dengan penipuan terselubung sehingga biaya pengobatan menjadi lebih mahal dengan hasil yang tidak maksimal. Terbatasnya fasilitas kesehatan yang dibutuhkan masyarakat, seperti alat ENMG atau EEG, misalnya, hanya ada di beberapa rumah sakit besar/pendidiian dan pusat rujukan. Padahal, alat tersebut sangat dibutuhkan untuk membantu menegakkan diagnosis berbagai penyakit yang sulit dan menahun. Begitu juga alat bantu terapi listrik sperti TENS/ECT yang sangat terbatas. Tapi toh, mestinya kita tidak harus serta-merta menyalahkan begitu saja masyarakat yang mencoba terapi listrik di atas rel KA. Kalau memang benar pengobatan ala Rel KA itu bisa menyembuhkan beragam penyakit, tentunya kita harus mencarikan “jalan aman” agar masyarakat tetap bisa berobat tanpa mengabaikan keselamatannya. Caranya? Ya dibuatkan jalur “Rel Obat” sendiri yang jauh dari jalur KA sebenarnya. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan (Anonim, 2009). Low Back Pain (LBP) atau nyeri pinggang bawah merupakan masalah kesehatan yang nyata tetapi merupakan penyebab utama naiknya angka morbiditas, disabilitas serta terbatasnya aktifitas tubuh. Nyeri pinggang mencapai 30%-50% dari keluhan rematik pada praktek umum dan merupakan penyakit nomor 2 pada manusia setelah influenza (Albar, 2000). Sedangkan pravelensinya dibandingkan dengan nyeri kepala, nyeri pinggang bawah menempati tempat kedua (Rumawas, 1999). Fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dalam menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapis dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi (Menkes RI, 2007). 2 TENS merupakan suatu alat yang memanfaatkan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk mengurangi nyeri (Roth, 1991). Menurut Fried, Johnson dan Mc Cracken (1984), melakukan observasi terhadap 563 pasien nyeri pinggang bawah yang menggunakan TENS dalam waktu yang lama 44% melaporkan bahwa setelah 6 bulan menggunakan TENS mereka terbebas dari disabilitas dan dapat kembali bekerja, 36,2% dapat kembali bekerja dengan modifikasi jadwal kerja dan modifikasi lingkungan. Selain itu juga melaporkan tentang menurunnya penggunaan obat-obatan analgetik, membaiknya pola tidur dan berkurangnya nyeri (Slamet Parjoto, 1998). Nyeri pinggang bawah adalah suatu gejala berupa rasa nyeri di daerah lumbosakral dan sakroiliaka yang dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, kadang-kadang disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki. Nyeri pinggang bawah lebih sering terjadi pada pekerja yang sehari-harinya melakukan kegiatan mengangkat, memindahkan, mendorong atau menarik benda berat. Berputarnya tulang belakang di saat tubuh sedang membungkuk merupakan faktor penyebab yang penting. 22% keluhan terjadi ketika mengangkat beban, 19% ketika berolahraga, dan sekitar 25% terjadi berangsur-angsur tanpa diketahui penyebabnya (Bogduk N, 1987). Low back pain (LBP) atau nyeri pinggang bawah merupakan salah satu kasus yang banyak ditemui fisioterapis dalam praktek klinis. Nyeri pinggang merupakan penyakit nomor dua yang paling banyak diderita manusia setelah influenza. Sekitar 65–80% manusia akan mengalami nyeri pinggang pada3 suatu waktu dalam kehidupannya. Nyeri pinggang mencapai 30 -50% dari keluhan rematik pada praktek umum (Albar, 2000; Pudjianto, 2001). Karena sebagian besar tidak disebabkan oleh gangguan yang serius dan umumnya sembuh sendiri, pemeriksaan menjadi kurang teliti dan penyebab yang lebih serius tidak dapat diketahui dengan cepat. Seringkali diagnosis pasti tidak dapat ditegakkan karena kurangnya pendekatan diagnostik mengingat penyebabnya yang sangat beragam dan melibatkan banyak disiplin ilmu (Rumawas, 1983). Nyeri pinggang bawah (low back pain) merupakan keluhan umum yang pernah dialami oleh hampir. semua orang, namun jarang berakibat fatal. Meskipun demikian, sejak seseorang belajar berdiri dan berjalan, sejak itu pulalah ia dihadapkan pada risiko nyeri pinggang bawah (Judana, Sastrodiwigo, 1983). Keluhan ini merupakan salah satu penyebab utama mangkir kerja dan meningkatnya biaya pengobatan (Poerwadi T, 1988). Nyeri dapat digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emotional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi, atau dijelaskan berdasarkan kerusakan tersebut (Hartwig & Wilson, 2005). Nyeri secara umum adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan respon emotional terhadap suatu rangsangan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang potensial atau akut dan berlangsung kurang dari 3 bulan. (Klippel, 2001). Usaha pengurangan nyeri atau modulasi nyeri adalah kegiatan yang banyak dilakukan oleh fisioterapi klinis sekaligus membawa mereka 4 berhadapan dengan banyak masalah, mengingat nyeri seringkali bukan merupakan gejala yang khas dari manifestasi aneka keadaan patologik. Pengelolaan nyeri atau manajemen nyeri oleh fisioterapis dapat dilakukan dengan berbagai modalitas fisioterapi seperti terapi thermal baik panas (IR, SWD dan MWD) maupun dingin (cold pack, ice bath dan kompres es), terapi latihan, pemijatan, terapi manipulasi, sinar laser, stimulasi listrik dan edukasi. Stimulasi listrik merupakan modalitas yang cukup banyak digunakan untuk mengurangi nyeri, yaitu merupakan cara penggunaan energi listrik untuk merangsang sistem saraf melalui kulit (Parjoto, 2006). Menurut Roth (1992), TENS merupakan salah satu dari sekian banyak modalitas yang digunakan oleh profesi Fisioterapi di Indonesia yaitu merupakan suatu cara penggunaan energi listrik yang berguna untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk mengurangi berbagai tipe nyeri. Menurut Alon (1987), prosedur pelaksanaan TENS untuk nyeri kronis yaitu diberikan AL TENS (Acupuncture Like TENS) dengan durasi fase 20- 200 mikrodetik selama 30-45 menit diikuti dengan Intense TENS dengan durasi fase 20-200 mikrodetik selama 20-30 menit. Berdasarkan pengamatan peneliti pada praktek fisioterapi sehari-hari, terutama di rumah sakit-rumah sakit, pemakaian TENS untuk nyeri pinggang bawah ternyata sangat efektif dalam proses penyembuhannya. Berdasarkan Teori Johnson (2002), pemakaian TENS pada kasus nyeri pinggang bawah bisa menggunakan Intense TENS dan diikuti AL TENS 5 (Acupuncture Like TENS). Pada penelitian ini peneliti membandingkan antara kebiasaan praktek fisioterapi sehari-hari dengan teori dari Gad Alon. Melihat dari masalah di atas, fisioterapi sebagai salah satu tenaga kesehatan yang bergerak dalam kapasitas fisik dan kemampuan fungsional serta meningkatkan derajat kesehatan yang salah satunya dengan mengurangi nyeri, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Perbandingan Efek Analgesik Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) Menurut Teori Gad Alon di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dengan Kebiasaan Praktek Fisioterapi Sehari-hari di Puskesmas Kartasura dalam Mengurangi Nyeri Kronik Pinggang Bawah Myogenic” B. Identifikasi Masalah Nyeri pinggang adalah rasa nyeri pinggang muskulosketal yaitu sindroma klinik yang ditandai adanya rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak didaerah tubuh bagian belakang dari rusuk terakhir vartebra torakal 12 sampai bagian bawah pantat atau anus dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan samping luar (Susilowati, 2006:1). Nyeri pinggang bawah merupakan salah satu keluhan yang dapat menurunkan produktivitas manusia, 50-80% penduduk di negara industri pernah mengalami nyeri pinggang bawah. Prosentase nyeri pinggang meningkat dengan bertambahnya usia. Nyeri pinggang bawah menghilangkan banyak jam kerja dan membutuhkan banyak biaya untuk penyembuhannya. 6 Penyebab nyeri pinggang bawah terjadi karena berbagai faktor diantaranya pekerjaan, merokok, aktivitas mengangkat barang dengan posisi yang salah dan dapat berasal dari otot, tulang, mekanik, traumatik, kebiasaan duduk dan berdiri.Adanya kesalahan postural atau gerakan tubuh yang tidak proporsional dalam waktu lama dan terus menerus pada otot dan fascia akan menimbulkan nyeri kemudian terjadi spasme otot pinggang dan otot akan mengalami iskhemik. Kondisi tersebut akan menimbulkan siklus lingkaran setan nyeri. Menurut Santoso (1996), modualasi nyeri dalah respon internal didalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri. Modulasi nyeri dapat pula diberikan secara artificial dengan cara memberikan rangsangan dengan berbagai macam modulasi fisik dibagian luar tubuh, dimana semua usaha ini berdasarkan pada teori perjalanan implus nociceptor dari perifer sampai ke otak. Modulasi nyeri dapat dibedakan menjadi beberapa level, yaitu tingkat batang otak, tingkat sumsum tulang belakang dan tingkat reseptor. TENS mampu mengaktivasi baik serabut saraf berdiameter besar maupun berdiameter kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi sensoris ke sistem saraf pusat. Efektivitas TENS dapat diterangkan lewat teori kontrol gerbang (gate control) nya Melzack dan Wall yang diaplikasikan dengan intensitas comfortable. Lewat stimulasi antidromik TENS dapat memblokir hantaran rangsang dari nociceptor ke medulla spinalis. Stimulasi antidromik dapat mengakibatkan terlepasnya materi P dari neuron sensoris yang akan berakibat terjadinya vasodilatasi arteriole yang merupakan dasar bagi terjadinya triple responses (Parjoto, 2006). 7 Mekanisme lain yang dapat dicapai oleh TENS ialah mengaktivasi sistem saraf otonom yang akan menimbulkan tanggap rangsang vasomotor yang dapat mengubah kimiawi jaringan. Postulat lain menyatakan bahwa TENS dapat mengurangi nyeri melalui pelepasan opioid endogen di SSP. TENS dapat juga menimbulkan efek analgetik lewat sistem inhibisi opioid endogen dengan cara mengaktivasi batang otak. Stimulasi listrik yang diberikan cukup jauh dari jaringan yang cidera/rusak, sehingga jaringan yang menimbulkan nyeri tetap efektif untuk memodulasi nyeri (Parjoto, 2006). Penelitian efek analgetik yang diberikan dengan intensitas mitis dan normalis akan mengaktivasi serabut saraf afferen yang bermielin besar A Alfa dan A beta karena mempunyai nilai ambang yang rendah. Aktivasi seravut afferen yang besar akan mengaktifkan gerbang tertutup. Selain itu TENS juga menimbulkan efek nyaman terhadap pasien, tidak adanya efek samping setelah terapi dan tidak merusak organ-organ dalam tubuh seperti hati dan ginjal karena tidak menggunakan obat-obatan/nonfarmakologi (Parjoto, 2006). Hasil observasi yang dilakukan Fried, Johnson, Mc Cracken (1990) terhadap 563 pasien nyeri bawah pinggang menggunakan TENS (Transcentanens Electrical Nerve Stimulation) dalam waktu lama, 44% melaporkan setelah 6 bulan terbebas dari disabilitas dan dapat kembali bekerja, 36,2% dapat kembali bekerja dengan modifikasi jadwal kerja dan lingkungan kerja. 8 Menurut Alon (1987), prosedur pelaksanaan TENS untuk nyeri kronis yaitu diberikan AL TENS (Acupuncture Like TENS) dengan durasi fase 20- 200 mikrodetik selama 30-45 menit diikuti dengan Intense TENS dengan durasi fase 20-200 mikrodetik selama 20-30 menit. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada ruang lingkupnya, yaitu efek analgesik TENS menurut Gad Alon dibandingkan dengan kebiasaan praktek fisioterapi sehari-hari dalam mengurangi nyeri kronik pinggang bawah myogenic. D. Perumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: ”Bagaimana Perbandingan Efek Analgesik TENS Menurut Teori Gad Alon di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dibandingkan dengan Kebiasaan Praktek Fisioterapi Seharihari di Puskesmas Kartasura Dalam Mengurangi Nyeri Kronik Pinggang Bawah Myogenic?” E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbandingan efek analgesik Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) menurut teori Gad Alon di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dengan kebiasaan praktek fisioterapi sehari-hari di Puskesmas Kartasura dalam mengurangi nyeri kronik pinggang bawah 9 myogenic. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui efek analgesik TENS menurut teori gad alon (al tens dan intense tens) pada Nyeri Kronik Pinggang Bawah Myogenic. b. Untuk mengetahui efek analgesik TENS pada praktek fisioterapi sehari-hati pada Nyeri Kronik Pinggang Bawah Myogenic. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Ilmiah Fisoterapi Ilmu penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang perbandingan efek analgesik TENS menurut Gad Alon dengan kebiasaan praktek fisioterapi sehari-hari dalam mengurangi nyeri kronik pinggang bawah myogenic. 2. Peneliti Diharapkan dapat memberi masukan untuk meningkatkan pelayanan dengan dukungan IPTEK yang memadai dalam penyelenggaraan kesehatan. 3. Fisioterapi Sebagai sarana untuk memadukan pengetahuan teori kasus Low Back Pain dengan teknik terapi latihan yang dapat diberikan lahan pelayanan dan pengalaman nyata yang dapat digunakan untuk penelitian lanjutan. 10 4. Pendidikan Sebagai masukan sumber bahan keilmuan yang berhubungan dengan kasus nyeri kronik pinggang bawah myogenic.

Mengenai Saya

Foto saya
TERAPI LISTRIK atau Sentuhan Jari Berlistrik: jenis Pengobatan Arternatif yang mengunakan Media Listrik melalui sentuhan jari penerapis. Bermanfaat untuk melenturkan urat syaraf, melancarkan peredaran darah, melunturkan lemak dalam darah (kolestrol), meningkatkan vitalitas tubuh, membakar kadar gula, dll. Terapi mesin digital Menjalankan Mesin Air Tidur - Musik Air untuk Tidur, Bersantai Suara Alam untuk pijat, yoga, tai chi, reiki, Meditasi Relaksasi